Rabu, 11 April 2012

[FRESH Saturday Edition] Mengurai Kusut Jakarta dari Perspektif Urban Planner

Salam,

Pilkada Jakarta sudah di depan mata. Sebagai ibukota negara, Jakarta adalah barometer perkembangan bagi kota-kota lainnya di Indonesia. Namun demikian, kitapun menyadari bahwa permasalahan di Ibukota sangat komplek, mulai dari kemacetan yang semakin parah, banjir yang senantiasa menyergap di musim hujan, urbanisasi yang tinggi, berkurangnya lahan terbuka hijau, serta menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan modern bagai cendawan di musim hujan.

Dalam pilkada ini, masing-masing kandidat mencoba menawarkan berbagai solusi untuk mengatasi berbagai permasalah tersebut. Namun apakah janji-janji tersebut cukup realistis untuk diimplementasikan, atau sekedar mimpi indah di siang bolong?

Untuk mengupas masalah ini, Insya Allah kita akan menyelenggarakan diskusi ringan FRESH Saturday Edition. Ya,khusus kali ini kita selenggarakan hari Sabtu  agar dapat menghadirkan narasumber Pakar Urban Planning dari Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya dan PhD candidate dari RMIT yaitu Sdr. Adjie Pamungkas. 

Kang Adjie akan mengupas masalah ini dari perspektif urban planner. Rekans sekalian kami undang untuk hadir menyimak paparan dari kang Adjie serta dapat pula berkontribusi dengan membahasnya dari perspektif yang lain

Catat waktunya, Sabtu 14 April 2012, pukul 6.00pm s.d. 7.30pm bertempat di Surau Kita 12/9 Dawson Street, North Coburg
Acara ini gratis dan terbuka untuk umum, rekans yang non-muslim pun silahkan datang jika berminat.

Semoga diskusi ini dapat menambah pemahaman kita tentang persoalan-persoalan yang melilit negera kita tercinta, serta memberikan kontribusi untuk menemukan solusi pemecahan masalah tersebut. Amien

Note: FRESH (Friday Enlighten Share) adalah forum diskusi ringan bulanan yang akan membahas topik-topik umum yang aktual serta topik riset rekans yang sedang menempuh pendidikan di Melbourne Victoria. Jika anda berminat untuk men-share pengetahuan dalam forum ini atau ada usulan topik yg ingin dibahas, silahkan kontak kangdeni<at>yahoo.com 

Wassalam
a.n. Pengurus Surau Kita

Catatan kecil Wisata Rohani IMCV 2012 - Part 3

Catatan kecil Wisata Rohani IMCV 2012
Oleh: Istiari Widodo

*Hari Kedua*

Aku terbangun saat alarm dari teman di sebelahku terus berbunyi tanpa henti. Kulihat jam menunjukan pukul 4 pagi. Mungkin memang sudah saatnya aku bangun untuk bisa bersiap shalat malam. Ku lihat Ustadz Yahya masih terbangun dan asyik dengan laptopnya. Sedang sebagian yang lainnya masih asyik terlelap. Ku paksakan bangun dan bersiap, agar aku tidak terlambat.

Tepat jam setengah lima, kami semua sudah bersiap shalat, yang terasa sangat nikmat sampai terasa ke ujung urat. Setelah masuk shubuh, dilanjutkan dengan shalat berjamaah, yang kemudian dilanjutkan dengan kajian shubuh tentang perjalanan ruh. Ustadz Yahya membuka kajian tentang siklus kehidupan yang dilalui oleh ruh. Dimulai di era ruh yang dikumpulkan dan diminta persaksian akan Tuhannya “Alastu Birobikum?” “Bala Syahidna..”. Setelah itu, saat dilahirkan, manusia akan melewati fase-fase kehidupan, dari mulai fase “Tiflun”, yakni masa “mendompleng”, dimulai usia awal sampai sekitar 7 tahun. Lalu dilanjutkan dengan fase “Mumayiz” yang sudah mulai belajar membedakan yang baik dengan yang buruk, dengan rentang usia 7 sampai 14 tahun. Setelah itu, manusia akan memasuki masa “Mukallaf” (accountable), masa yang sudah dibebani dengan tanggung jawab menjalankan syariat agama. Fase ini mempunyai rentang usia antara 14 tahun sampai 21 tahun. Fase berikutnya adalah “Syabab” atau pemuda,

Selasa, 10 April 2012

Catatan kecil Wisata Rohani IMCV 2012 - Part 2

Catatan kecil Wisata Rohani IMCV 2012
Oleh: Istiari Widodo

*Hari Pertama*

Memasuki lokasi Camp seperti layaknya memasuki hutan, karena memang lokasinya di kelilingi oleh hutan yang luas. Di sekeliling jalan masuk dipenuhi oleh pepohonan yang cukup padat. Terasa suasana lain mulai menyergap. Tentu bukan suasana merinding ya, tapi suasana yang berbeda dari yang biasa dirasakan di tempat lain. Kerindangan pohon-pohon yang menjulang ditambah suara satwa yang saling bersautan. Sungguh suatu keindahan tersendiri yang jarang-jarang dinikmati.

Di lokasi, Hendra dan beberapa teman yang lain sudah menanti, bahkan sudah menyiapkan salah satu Hall untuk kegiatan Shalat Jumat. Sambil menunggu teman-teman yang lain ‘unpack’ di lokasi Lodge House-nya masing-masing, aku mulai mempersiapkan kertas-kertas rencana acara dan daftar peserta untuk ditempelkan di masing-masing Lodge House agar para peserta mendapat pengingat tentang program-program yang sudah disiapkan.  Selain itu,untuk kemudahan komunikasi, walky-talky diberikan kepada para ‘Lurah’, yakni orang yang dijadikan coordinator dari masing-masing Lodge House.

Shalat Jum’at pun dilaksanakan di ‘Baden Powell Hut’, salah satu Hall yang cukup besar. Mungkin ini menjadi catatan sejarah tersendiri. Sejak lokasi Camp ini dibangun di tahun 1934, mungkin inilah kali pertama dilakukannya Shalat Jum’at.

Catatan kecil Wisata Rohani IMCV 2012 - Part 1

Catatan kecil Wisata Rohani IMCV 2012
Oleh: Istiari Widodo

*Hari keberangkatan*

Pagi yang cerah di hari jum’at. Ya, hari ini insyaAllah diperkirakan akan cerah dengan udara yang agak hangat karena temperature maksimum akan mencapai 30 derajat. Sinar matahari sudah mulai mengintip dari balik rindangnya daun-daun pepohonan, menyapu udara sejuk yang terus menyelimuti di musim “fall” ini.

Hari ini akan jadi hari dimulainya Wisata Rohani IMCV 2012 Camp. Sayang, istri dan anak-anak ku tidak bisa ikut serta karena harus berbagi tugas di acara lain. Tapi, ini tidak boleh jadi penghalang untuk tetap menjalankan tugas mem-punggawa-i acara ini.

Teman-teman memang memintaku untuk membantu menjalankan acara kegiatan di Camp ini. Dari mulai menyusun “run-down” acara yang dibantu oleh teman-teman yang penuh dedikasi disela-sela kesibukannya masing-masing. Acara ini harus bisa berjalan dengan baik, karena sudah banyak waktu dan tenaga dari semua teman-teman yang mempersiapkannya. Baik dari team acara yang dipimpin oleh ibu Ustadzah Ade, lalu dari acara kajian rohani yang digawangi oleh Ustadz Yahya, lalu juga team konsumsi pimpinan pak Barja, plus perlengkapan dan lain-lainya. Yang lebih berat tentunya adalah pak Bambang yang ditugasi untuk mengkoordinir semuanya. “Everyone has put their contribution at their best.” Aku hanya tinggal menjalankan saja dari apa yang sudah dipersiapkan oleh semua, jadi harusnya ‘ok-ok’ aja ya, he he he…

Jumat, 06 April 2012

Catatan dari FRESH I: Subsidi BBM - Madu atau Candu Bagi Perekonomian Indonesia?


Diskusi FRESH perdana ini menampilkan Sdr. Rahadian Zulfadin sebagai narasumber. Beliau adalah Phd Candidate dari La Trobe University dan pegawai pada Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan RI.

Dalam paparannya, Rahadian menyampaikan bahwa kebijakan untuk mengurangi subsidi pada dasarnya berpijak pada kondisi bahwa Indonesia sejak tahun 2003 telah menjadi net importer minyak. Trend ke depan menunjukkan bahwa tingkat konsumsi BBM semakin meningkat sedangkan produksi minyak justru trend-nya justru menurun. Akibat harga yang murah, konsumsi BBM dalam negeri selalu melebihi target. Disisi lain, akibat investasi pemerintah di sektor energi yang justru menurun, maka target produksi minyak seringkali gagal dipenuhi.

Sebagai pengimpor minyak, maka fluktuasi harga minyak internasional menjadi faktor penting bagi perekonomian nasional. Ketika harga minyak dunia meroket, subsidi energi, BBM dan listrik pun membengkak. Kondisi ini menyebabkan postur APBN menjadi tidak sehat karena alokasi dana pembangunan habis oleh pengeluaran yang bersifat konsumtif. Padahal subsidi BBM ini lebih banyak dinikmati masyarakat tidak miskinm terutama yang tinggal di perkotaan.

Dari perspektif ekonomi, pembatasan BBM ini sebetulnya tidak menimbulkan pro kontra yang tajam. Polemik terjadi saat perspektif sosial, politik dan etik masuk dalam pertimbangan. Perspektif sosial terutama terkait dampak tehadap rumah tangga miskin (misalnya program kompensasi, masalah miss-targeted dan produktivitas masyarakat). Perspektif politik terutama terkait kondisi politik menjelang 2014. Sedangkan perspektif etik terkait perbandingan antara pencabutan subsidi, postur belanja pegawai yang cukup besar, serta kebocoran APBN.

Ada pomeo bahwa The devil is in the details. Ini juga berlaku dalam kasus subdidi BBM. Sulitnya mengukur dampak kenaikan harga BBM dalam negeri dikarenakan masalah data dan model, terutama terkait inflasi dan pengaruhnya terhadap rumah tangga miskin. Misalnya perdebatan hasil analisis,model LPEM versus model IPB di tahun 2005, yang menyajikan hasil yang berbeda. Namun demikian, banyak analis memprediksi dampak kenaikan BBM pada tahun 2012 terhadap keluarga miskin tidak akan sebesar tahun 2005. Hal ini karena pada tahun 2005 penggunaan minyak tanah masih besar. Pada saat ini sebagian besar rakyat miskin menggunakan gas LPG atau kayu bakar untuk memasak.

Titik krusial lainnya adalah program kompensasi untuk rakyat miskin. Program kompensasi ini harus bisa dilaksanakan secara cepat, tepat, cukup, mudah dan aman. Berdasarkan pengalaman program Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2005, ditenggarai tidak tepat sasaran atau dikorupsi oleh aparat pelaksana baik di pusat maupun di daerah. Walaupun begitu, tingkat kebocoran BLT di Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan program serupa di Negara-negara lain. Untuk tahun 2012, salah satu Program kompensasi dalam bentuk Bantuan Langsung Sementara untuk Masyarakat (BLSM) sebagai pengganti BLT. Jumlah penerima BLSM sebanyak 18.5 juta rumah tangga miskin (sekitar 30% penduduk termiskin dari seluruh populasi).

Selain itu,Pemerintah mengklaim bahwa database penerima BLSM lebih baik dari sebelumnya, dalam arti metode identifikasi penduduk miskin yang lebih baik. Penetapan 30% rumah tangga berpenghasilan terendah ini berdasarkan hasil survei Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011. PPLS menghasilkan data komprehensif dan detail berupa daftar nama 40% rumah tangga berpenghasilan terendah di Indonesia, lengkap dengan alamat lengkapnya. PPLS dipercaya dapat menghasilkan data yang lebih baik dari survei sebelumnya karena menggunakan hasil Sensus Penduduk 2010 sebagai informasi awal mengenai penghasilan sebuah rumah tangga.

Dalam diskusi yang berkembang dalam forum ini, terdapat beberapa aspek yang belum ditangani secara optimal sehingga resistensi terhadap rencana pengurangan subsidi BBM masih kuat. Misalnya  dari sisi produksi, dipertanyakan sejauh mana keterbukaan informasi mengenai produksi minyak pertamina dan para operator asing. Apakah sudah adil dan effisien? Dari sisi alokasi anggaran APBN, dipertanyakan apakah Pemerintah sudah melakukan upaya penghematan secara optimal untuk menghindari opsi kenaikan BBM? Selain itu dari sisi politik, masyarakat masih mencurigai adanya usaha dari partai penguasa untuk memanfaatkan isu BBM untuk kepentingan pilplres 2014. Terkait dengan hal ini, timbul juga pertanyaan apakah data-data yang dilansir oleh Pemerintah sudah akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Kesimpulan:
Tidak ada kebijakan publik yang dapat menyenangkan setiap orang. Selalu ada pro-kontra. Kebijakan publik tidak punya laboratorium untuk menguji coba sebelum diterapkan. Belajar dari sejarah merupakan satu-satunya eksperimen untuk kebijakan publik. Kenaikan harga BBM dalam negeri diatur dalam Peraturan Presiden dan APBN. APBN merupakan dokumen politik, produk bersama dari pemerintah dan DPR. Dengan demikian Pemerintah harus bisa meyakinkan anggota DPR dan masyarakat umum mengenai alasan, tujuan, serta manfaat kebijakan pembatasan subsidi BBM. Sumber utama penolakan dari masyarakat pada dasarnya adalah tingkat kepercayaan kepada pemerintah (serta DPR) yang rendah. Oleh karena itu, peserta forum ini mengusulkan agar Pemerintah dapat memperbaiki cara dan metode komunikasi dengan lebih baik. Karena walaupun program ini sangat baik, namun jika tidak dapat dikomunikan secara baik hasilnya, belum tentu hasilnya akan baik. Selain itu juga pemerintah dan DPR dapat menunjukkan kesungguhan untuk melakukan penghematan pada anggaran belanja lainnya dalam APBN. Dan terakhir, partai berkuasa harus bisa membuktikan bahwa tidak ada agenda tersembunyi dari kebijakan pemberian dana kompesasi BBM untuk kepentingan Pilpres 2014.

Notulis: kangdeni[at]yahoo.com

Catatan Tambahan dari Penulis:

Cadangan Minyak Indonesia: Indonesia kaya minyak? Dengan tingkat produksi saat ini, tanpa ada penemuan sumber minyak baru, cadangan minyak Indonesia akan habis dalam waktu kurang dari 11 tahun. 

Produksi dan Konsumsi Minyak Indonesia 1965-2011



Investasi Bidang Energi:
Nilai investasi untuk infrastruktur turun drastis sejak krisis 1997, dari 7% menjadi 4% dari PDB. Penurunan terbesar dialami infrastruktur sektor energi, dari sekitar 4% PDB menjadi sekitar 1% atau bahkan kurang sejak tahun 2000. Penurunan nilai investasi terutama yg bersumber dari BUMN dan APBN. Saat ini APBN semakin tersandera subsidi, sulit membiayai infrastruktur. Masih ada harapan dari BUMN..., jika bisa dikelola dengan baik.
Harga minyak dunia yang cenderung tinggi dan tidak stabil, rendahnya investasi di infrastruktur sektor energi, cadangan minyak terbukti di dalam negeri yang semakin sedikit, ujungnya adalah yang saat ini sedang ramai, kontroversi subsidi BBM. (Di luar faktor politik, yang mungkin justru paling besar pengaruhnya). Pangkalnya memang kebijakan energi nasional yang buruk.